PERHATIAN: Semua tulisan di laman / blog ini adalah hasil mengambil (copy) dari sumber-sumber yang layak dipertanggung jawabkan, baik media online maupun cetak, dengan harapan bisa digunakan untuk referensi dan tambahan ilmu yang bermanfaat. Terima kasih & harap maklum.

Rabu, 16 Maret 2011

Kepel: Menetralkan Bau Air Seni dan Keringat Kurang Sedap

(Stelechocarpus burahol (BL) Hook. f & Th.)
Nama lain: Burahol
Suku: Annonaceae

Latar Belakang
Kepel merupakan suatu pohon tradisi yang erat dengan adat Jawa, terutama di Daerah Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Konon jaman dahulu Pohon Kepel hanya boleh ditanam para Bangsawan/Pejabat Tinggi Keraton karena mempunyai nilai kepercayaan yang kuat dalam budaya keraton.

Kepercayaan itu menunjukkan kewibawaan pejabat tinggi tersebut, dalam arti dapat memim pin punggawa keraton dengan baik. Ada juga yang mengartikan siapa yang memiliki Pohon Kepel ini adalah bangsawan yang dekat atau kepercayaan raja, berarti sudah ada dalam "kepelan/genggaman raja" (dalam bahasa Jawa 1 kepelan berarti 1 genggaman tangan).

Pohon Kepel ini menjadi terkenal ka rena buahnya yang berukuran sebesar kepalan tangan dan apabila telah masak aromanya wangi, sedikit berair dan manis. Aroma buah inilah yang meng harumkan nama Kepel. Karena ditanam di halaman keraton maka yang me makan Buah Kepel ini umumnya adalah puteri-puteri keraton, senyawa yang menghasilkan aroma tersebut tidak terurai dalam proses pencernakan. Bahkan dikeluarkan kembali ber sama air seni ataupun keringat yang menjadikan aromanya wangi.

Jadi disini aroma Buah Kepel dapat menetralkan/menghilangkan bau air seni dan keringat yang kurang sedap. Pohon Kepel mempunyai tajuk yang indah serta dapat diman faatkan sebagai pohon penghias taman/pekarangan. Kepel berasal dari Jawa dan Malaya. Di Jawa umumnya sudah dibudidayakan atau ditanam di pekarangan rumah.

Pertelaan
Kepel sudah dikenal oleh masya rakat Jawa, nama lainnya adalah Kecindul/Cindul. Sedangkan di Daerah Pasundan dikenal dengan nama Burahol. Pohon Kepel mencapai tinggi 15 - 20 m, dengan garis tengah sekitar 60 cm, warna pepagan coklat tua. Bentuk bunga bundar atau jorong, berbulu, berbau wangi dan menempel pada batang. Terdapat bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon.

Buah bundar atau agak jorong juga menempel sepanjang batangnva, warna buah coklat. Daging buah rasanya manis dan berair. Pada setiap buah terdapat 4 - 6 biji yang kulit biji tersebut keras dan tebal.

Ekologi
Kepel tumbuh baik pada tanah yang subur mengandung humus dan lembab. Umumnya pohon ini dijumpai pada ketinggian 150 - 300 m dpl.

Musim Berbunga
Pohon Kepel mulai berbunga setelah berumur sekitar 8 tahun, berbunga sekali dalam setahun serta harum baunya. Buah yang sudah tuo/matang pohon, umumnya terdapat 4- 6 biji. Kulit biji sangat keras sehingga harus ada perlaku an ekanis untuk perkecambahan/perkembangbiakkan nya.

Pertumbuhan Pohon Kepel ini lambat. Keadaan inilah orang menjadi enggan untuk menanam nya sehingga keberadaan Kepel terbatas. Bahkan banyak orang yang mengkata gorikan bahwa Pohon Kepel termasuk tanaman langka.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar