PERHATIAN: Semua tulisan di laman / blog ini adalah hasil mengambil (copy) dari sumber-sumber yang layak dipertanggung jawabkan, baik media online maupun cetak, dengan harapan bisa digunakan untuk referensi dan tambahan ilmu yang bermanfaat. Terima kasih & harap maklum.

Selasa, 05 Januari 2010

Beo Nias

(Gracula religiosa robusta Salvadori)
Nama lain: Ciong, tiong
Suku: Sturnidae

Latar Belakang
Banyak orang sudah mengenal burung Beo, karena burung ini mampu menirukan suara yang didengarnya. Gracula religiosa robusta adalah salah satu anak jenis burung Beo. Pilihan Beo Nias ini menjadi identitas Sumatera Utara memang tepat, karena burung ini hanya terdapat di bagian daerah propinsi ini, yaitu pulau Nias. Burung beo nias dilindungi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/Um/8/1970.

Pertelaan
Ukuran burung beo nias agak lebih besar dari pada beo biasa dan tubuhnya tampak lebih kekar. Walaupun demikian, orang awam yang tidak melihat beo nias bersama beo biasa, tidak dapat membayangkan bedanya. Secara umum burung beo berwarna hitam pekat, bulunya mengkilap. Di daerah telinganya terdapat cuping bundar berwarna kuning cerah, dan paruhnya pun kuning. Pada beo nias, cuping di belakang telinga lebih besar daripada beo biasa. Di bawah paruh terdapat sepasang gelambir yang juga berwarna kuning. Kakinya kuning, di ujung sayapnya terdapat warna putih.

Habitat & Penyebaran
Burung ini adalah penghuni hutan dan tinggal pada tajuk pohon yang tinggi. Di alam bebas, burung beo ini hidup berpasangan, kadang-kadang dalam kelompok habitatnya hutan-hutan rimba yang berdekatan dengan perkampungan atau tempat yang terbuka. Penyebaran burung beo adalah India, Cina, Asia Tenggara, Palawan, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Sedangkan penyebaran beo nias adalah di Pulau Nias dan Pulau Babi (Sumatera).

Makanan
Makanan burung beo adalah buah-buahan, biji dan serangga.

Perkembangbiakan
Musim bertelur antara bulan Desember sampai Mei. Jika burung ini akan ber telur, biasanya mencari pohon-pohon tua atau pohon-pohon yang sudah lapuk, yang batangnya tegak dan tinggi, dan ada juga yang di pohon enau atau aren. Bahan sarang terdiri dari ranting, serat pohon dan daun-daunan. Induk burung beo mengerami telurnya yang berjumlah 2 - 3 butir selama kurang lebih 3 minggu. Warna telur : biru muda dengan bercak-bercak wama coklat dan ungu muda. Ukuran telur rata-rata 37 - 26 mm.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar