PERHATIAN: Semua tulisan di laman / blog ini adalah hasil mengambil (copy) dari sumber-sumber yang layak dipertanggung jawabkan, baik media online maupun cetak, dengan harapan bisa digunakan untuk referensi dan tambahan ilmu yang bermanfaat. Terima kasih & harap maklum.

Minggu, 20 Maret 2011

Burung Jalak Bali: Salah Satu Binatang Liar yang Dilindungi

(Leucopsar rothschildi Stresemann)
Nama lain: Curik putih, Curik Bali
Suku: Sturnidae

Latar Belakang
Karena kekhususan burung ini dan populasinya sangat terancam, maka ber dasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 421/Kpts/om/8/1970 burung ini dinyatakan sebagai binatang liar yang dilindungi.

Pertelaan
Burung Jalak Bali berukuran sedang (25 cm). Sembilan puluh persen bulunya berwarna putih bersih hanya pada ujung-ujung sayap bertvarna hitam. Pelupuk mata berwarna biru, mengelilingi bola mata. Paruh berwarna kuning keabu abuan. Memiliki jambul terdiri dari beberapa helai bulu berwarna kuning muda. Burung ini hid up berkelompok yang terdiri dari puluhan ekor. Iris ber warna abu-abu, paruh berwarna abu-abu dan kuning, kaki berwarna abu-abu biru.

Habitat & Penyebaran
Habitat asli dari burung Jalak Bali adalah satu-satunya di dunia yaitu di hutan kering dataran rendah, di Taman Nasional Bali Barat.

Makanan
Makanan utama adalah serangga ulat, cacing, buah-buahan seperti buah bidara laut, buah kepu dan lain-lain

Perkembangbiakan
Bulan September - Maret adalah masa perkawiizan burung ini ditandai dengan berpasang-pasangan. Pada bulan-bulan tersebut mereka bertelur, tidak bersa maan dan jumlah telur pada umumnya tiga butir. Ukuran telur bulat lonjong panjang 3 cm dan lebar 2 cm dan warnanya hijau kebiru-biruan. Mulai bulan Desember-Agustus anak burung mulai beterbangan dan kemudian berkumpul dengan kelompoknya.

Perkembangbiakan ini terjadi pada sarang-sarang burung yang terdapat pada lubang-lubang pohon sedalam 37 cm di atas pohon setinggi 2.5 - 7 m jenis-jenis pohon tempat bersarang adalah kusambi, laban dan lain-lain. Burung ini sering rnenggunakan sarang bekas burung pelatuk.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar