(Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl.)
Nama lain: Ruyung
Suku: Arecaceae
Latar Belakang
Nibung adalah salah satu jenis Palem Berduri yang umumnya dikenal oleh penduduk pesisir, seperti di daerah Riau. Palem Nibung sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat Riau sejak dahulu kala. Keadaan ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa tempat misalnya, Tanjung Nibung, Teluk Nibung yang mengabadikan nama tumbuhan tersebut. Selain itu keterkaitan ini nampak pula dalam pantun ataupun ungkapan tradisionalnya. Sedangkan pemanfaatan Nibung sangat beragam sebagai contoh, batang nibung dapat digunakan untuk bahan bangunan (lantai, pipa untuk saluran air dan sebagainya), dan tongkat.
Dalam upacara adat Tongkat Nibung/ Tongkat Ruyung sebagai lambang besarnya peranan nibung di masa silam terhadap kehidupan kebudayaan Melayu Riau. Sehingga Tongkat Nibung dapat dijadikan semacam lambang kehormatan bagi seseorang yang dianggap berjasa ataupun orang yang dijadikan sesepuh atau dituakan serta dihormati. Daun untuk atap rumah dan anyaman keranjang. Perbungaannya dapat untuk mengharumkan beras. Umbut dan kuncup perbungaan dapat dibuat sayur serta buahnya dapat pula dipakai sebagai teman makan sirih pengganti pinang. Duri Nibung yang disebut pating dipakai sebagai paku bangunan sesaji dalam upacara adat. Nibung masih tumbuh meliar serta merupakan tumbuhan asli kawasan Indonesia, Malaysia dan Indo China.
Pertelaan
Nibung termasuk Kelompok Palem yang masih liar, tumbuh berumpun seperti bambu. Satu Palem Nibung memiliki 5 - 18 anakan. Tinggi batang/pohon dapat mencapai 30 m, lurus dan berduri, garis tengah batang sekitar 20 cm. Daunnya seperti 13 daun kelapa ujungnya agak melengkung dan anak-anak daun menunduk sehingga tajuknya nampak indah. Warna tangkai perbungaan kuning cerah. Perbungaan berbentuk tandan seperti mayang kelapa yang menggantung, warna bulir kuning keunguan. Dalam setiap mayang ada 2 jenis bunga, bunga jantan dan bunga betina. Umumnya 1 bunga betina diapit oleh 2 bunga jantan. Seludang pembungkus perbungaannya juga berduri. Buahnya bundar, berbiji satu permukaan halus warna ungu gelap.
Ekologi
Nibung tumbuh di dataran rendah yang beriklim basah. Penyebarannya terbatas umumnya dekat hutan pantai yang berair payau. Serta tumbuh baik pada ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut.
Musim Berbunga / Berbuah
Nibung tumbuh liar serta berkembang biak secara alami melalui anakan yang tumbuh di sekitar pangkal tumbuhan induknya (5 - 18 anakan).
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar