(Salacca zalacca) (Gaertner) Voss
Nama lain: Salak
Suku: Arecaceae
Latar Belakang
Tanaman Salak merupakan tanaman asli Indonesia, di Indonesia terdapat beberapa jenis salak dimana salah satunya adalah Salak Condet. Salak Condet dapat dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan tempat dimana salak tersebut dibudidayakan yaitu Salak Condet Batu Ampar, Salak Condet Tanjung Barat dan Salak Condet Bale Kambang. Tanaman ini ditemui di Kebun Salak masyarakat Condet Jakarta Timur secara turun temurun. Salak Condet digemari orang karena rasanya manis, buahnya agak besar, bijinya agak kecil serta mempunyai aroma yang khas.
Pertelaan
Tanaman Salak berakar serabut, batang tanaman salak pendek dan hampir tidak kelihatan karena ruas-ruasnya padat dan tertutup oleh pelepah daun yang tertutup rapat. Daun berbentuk pita panjang yang tersusun pada pelepah panjang yang berawal pada pangkal pohon. Pelepah bersirip terputus putus dan panjang berkisar antara 2,5 - 7 m. Buah Salak menyerupai bentuk segitiga dengan pangkal meruncing dan ujung bulat, buah bergerombol dalam bentuk tandan, berwarna coklat tua, mengkilap dan bersirip teratur.
Ekologi
Salak merupakan tanaman dataran rendah dapat dikembangkan pada hampir semua jenis tanah, di daerah Condet tanaman salak tumbuh pada tanah Latosol merah kuning sampai coklat, pada ketinggian ± 7 m dpl. Menyukai sinar matahari cukup tetapi tidak langsung. Indentitas cahaya optimal 70%, dengan suhu harian rata-rata 20 - 30° C.
Musim Berbuah
Tanaman Salak akan berbuah sepanjang tahun, asalkan dibudidayakan secara baik. Tanaman Salak mulai berbuah setelah berumur 2 - 3 tahun jika berasal dari cangkokan, sedang yang berasal dari biji 4 - 5 tahun.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar