(Rhinoplax vigil (J.R. Foster))
Nama lain: Anggang gudun, Anggang tokok, Tebang mentuak
Suku: Bucerotidae
Latar Belakang
Sebagai lambang suatu daerah, memang cocok sekali, karena bentuk dan ukuran Enggang Gading menunjukkan keagungan. Satwa ini dilindungi berdasar kan Undang-undang Perlindungan Binatang Liar 1931 No. 134.
Pertelaan
Di antara enggang atau burung rangkong, Enggang Gading adalah yang terbesar ukurannya. Kepalanya besar, paruhnya besar, tebal dan kokoh dengan "tanduk" yang menutup bagian dahinya. Warna "tanduk" ini merah pada bagian yang dekat dengan kepala, kuning gading pada sisinya. Ciri inilah yang memberikan namanya. Ekornya sangat panjang sampai dua kali panjang tubuhnya, Seluruhnya dapat mencapai sampai 1,5 m.
Habitat & Penyebaran
Burung ini tersebar di Kalimantan clan Sumatera sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan taut. Burung ini membutuhkan habitat yang berupa hutan dengan pepohonan yang tinggi yaitu di hutan tropika yang tidak terganggu, yang masih utuh. Pelestarian Enggang Gading menunjukkan pelestarian hutan tropika. Di dalam hutan ia selalu bertengger pada pohon-pohon tertinggi, sambil ka dang-kadang ia terbang ke pohon-pohon yang rendah untuk mendapatkan makanan
Makanan
Seperti kerabatnya, burung ini makan biji-bijian.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakkannya belum banyak diketahui. Pada bulan Februari dan April didapatkan anakan dari burung ini.
***
Sumber: Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Nasional, KLH RI (http://bk.menlh.go.id)